SINGKAT

Pada sebuah pertemuan yang disengajakan;
ditemani semangkuk bakso berkuah pekat,
segelas cincau berembun lekat,
aroma gurih yang menyergap hidung, dan
riuh kendaraan tak terbendung;

Kita sampai pada perbincangan panjang
Tentang apa apa yang telah lampau
Tentang kisah kisah yang hampir usang

Aku, dengan segala getir tawa
bercerita tentang cinta yang tetiba merekah rekah
Kau, dengan hati gundah
sibuk mendengarkan semua semua yang payah

Hingga kita menyerah karena lelah;
Hingga aku menguap dan bertanya tanya :
Masihkah persahabatan ini akan abadi hingga nanti nanti?

Pada perpisahan yang tidak direncanakan;
ditemani mangkuk bakso yang tinggal sisa,
gelas cincau yang mengosong sia sia,
bulir keringat sebab pedas yang menyengat,
dan sepi sunyi sebab orang-orang mulai penat;

Kita sampai pada kesimpulan sederhana
Bahwa aku, dengan segala gaduh,
tetap punya canggung yang kentara
Bahwa kau, dengan segala tenang, 
tetap punya senjang yang lugu

Lalu kita menyerah karena pasrah;
Lalu aku berhenti menguap dan menemukan harap :
Jika tidak abadi,
setidaknya aku berharap persahabatan kita
tidak kandas hari ini.