PERSIMPANGAN
Bersama kita berjalan melintasi batas kota
Sawah mulai menguning, sementara ladang memerah
Kau terdiam, sedang aku tertegun
Tidak ada yang bersenandung
Kita hanya pura-pura saling berdampingan
Kau berusaha memahami, sebagaimana aku mencoba mengerti
Di persimpangan yang meremang,
Kita berpisah dalam jarak yang memanjang
Sebab seberapa keras pun berpura-pura,
Pada akhirnya hanya semu yang tersisa
Yang akan kita sadari entah bagaimana
Aku terisak, pun tak ubahnya kau yang tergugu
Jalan yang kita lalui hanya batu yang berdebu
Sendiri, kau mencoba menapaki jalan setapak menuju kanan
Sendiri, aku mencoba merintis jejak menuju kiri
Harapan yang kita bumbung tetap sama
Semoga tidak kita temui jalan buntu di ujung sana
Atau belokan sesat yang menjebak
Sebab kita terlalu lelah,
Untuk kembali bangkit setelah terjerembab
Pada akhirnya, setiap jalan hanya akan mengantarkan
Entah duka cita atau haru bahagia.
Lamongan, 10 Juni 2018
Di sebuah persimpangan yang membingungkan